top of page

Seminar

Temu Karya Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia.

Hari, tanggal : Minggu, 28 Juli 2019

Jam : 14.00 WIB s.d selesai
Tempat : Graha Wana Bhakti Yasa
Peserta : 1500 orang

​

Berangkat dari dampak global tourism, membawa beberapa dampak positif maupun negatif dalam dunia arsitektur masa kini. Salah satu dampak negatifnya berkaitan dengan lokalitas dan jati diri suatu daerah yaitu arsitektur nusantara. Arsitektur nusantara yang mencirikan wajah kota merupakan hasil dari tatanan budaya masyarakat yang mendiami wilayah nusantara saat ini. Arsitektur memiliki guna dan citra, yaitu bangunan yang tidak sekedar fungsi, namun juga mengandung citra, nilai- nilai status, pesan dan emosi yang disampaikan (Romo Mangun).

​

Keprihatinan akan nilai-nilai budaya arsitektur nusantara yang mulai ditingalkan baik pada lingkup arsitek maupun masyarakat awam berimbas pada tatanan bangunan yang sejatinya mengarah pada perancangan kota akibat peradaban saat ini telah terkena dampak Global Tourism, sehingga nilai-nilai pedoman yang diturunkan antar generasi mulai lumpuh dan membuat tatanan bangunan menjadi everywhere looks like everywhere else karena kurangnya wawasan dalam perencanaan yang melemahkan rekretiftas (tourism) suatu daerah.

 

Dengan demikian, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi global tourism sehingga dampak negatif dapat diminimalisir? Bagaimana arsitektur lokal dengan ciri khas tradisionalismenya yang sustainable dapat diimplementasikan pada perkembangan arsitektur global untuk mengundang daya Tarik pariwisata suatu daerah?

​

Peran masyarakat sangat penting dalam pembangunan daerahnya. Saat ini sudah banyak pengembangan wisata yang dimulai dari masyarakatnya terlebih dahulu sebelum adanya intervensi dari pemerintah atau lembaga tertentu. Perlu disisipkan nilai-nilai yang menyadarkan masyarakat akan pentingnya jati diri arsitektur lokal dengan diimbangi perancangan yang matang mengangkat nilai sustainable agar tidak terbelenggu pada perkembangan global yang memarak. Kemudian bagaimana persinggungan antara ruang dan masyarakat yang dituangkan dalam karya-karya arsitektur ini dapat mendukung pariwisata di daerah tersebut?

​

Selain masyarakatnya, budaya yang memiliki nilai emosional dan suasana yang berbeda antar daerah banyak menjadi daya tarik wisata. Dengan budaya yang kental, indentitas kota dapat dipamerkan. Namun, bagaimana persinggungan antara budaya dan realisasinya kedalam ruang arsitektur sehingga identitas yang dimunculkan dapat berkelanjutan (sustainable)?

 

Wajah Kota berarti tidak hanya bicara mengenailingkup kecil, tapi juga lingkup perancangan kotanya (urban desain). Perancangan kota ini memiliki pilar pilar penting yang memiliki kekhasan, yang tidak lain adalah :
1. Lokalitas arsitektur nusantara
2. Pariwisata melalui kharakter dan ciri khas
3. Aspek perancangan sustainable
harus diperhatikan supaya menjadi daya tarik masyarakat luar untuk datang ke kota tersebut.

 

Tentunya, dengan meningkatnya masyarakat luar yang datang ke kota tersebut maka meningkatlah jumlah wisatawan dan berhasil mendongkrak aspek perekonomian serta pariwisata kota tersebut. Karena alasan tersebut, peran arsitek sangat berpengaruh dalam memahami dan mendesain wajah kota untuk memicu peningkatan wisatawan yang signifkan, dengan tetap mempertahankan identitas kota.

​

​

Tujuan Kegiatan

  • Pengenalan mengenai peran arsitektur terhadap tourism di daerah masing-masing.

  • Bertambahnya wawasan mengenai arsitektur yang mengangkat potensi daerah.

  • Bertambahnya wawasan mengenai peran masyarakat dan budaya terhadap arsitektur kotanya.

  • Kesadaran akan identitas dan wajah kota masing-masing

​

​

Pembicara

Untitled.png
bottom of page